Di beberapa negara, ada kota mati yang telah ditinggalkan penduduk setempat, namun kini justrujadi tujuan wisata. Kota mati tak berpenghuni dengan bangunan bangunan tua tak terawat ini malah menjadi tempat wisata populer. Ada beberapa alasan mengapa kota kota ini menjadi kota mati dan ditinggalkan penduduk lokal.
Termasuk di antaranya akibat bencana nuklir hingga mendapatkan serangan dari pihak lain. Dilansir dari berbagai sumber, simak 7 kota mati yang saat ini diminati oleh banyak wisatawan. Pada awalnya kota ini adalah kota modern dengan fasilitas yang lengkap seperti sekolah, rumah sakit, dan kuil shinto karena merupakan kawasan penambangan batubara bawah laut.
Namun Pulau Hashima ditinggalkan ketika minyak menjadi sumber bahan bakar utama dan tren penggunaan batu bara menjadi merosot. Gaya arsitektur bangunannya yang modern dan menjadi saksi sejarah tentang kejayaan Jepang masa lalu, Pulau Hashima ditetapkan menjadi Warisan Dunia UNESCO. Kota mati yang ditinggalkan oleh penduduk lokalnya adalah Merv yang terletak di Turmenistan yang merupakan satu kota besar di Jalur Sutra saat itu.
Pada saat itu Merv merupakan kota dengan peradaban maju yang mempunyai perpustakaan, kuil, kebun dengan tanaman hijau eksotis hingga tempat penyimpanan harta karun. Sehingga Merv diserang oleh orang Mongolia untuk merebut harta karun mereka dan menyebabkan kota ini hancur berantakan tak tersisa. Saat ini hanya ada tembok Benteng Kiz Kala yang tak lagi utuh dengan stupa kuil yang sudah rusak dan gereja dengan tembok pasir.
Berkunjung ke tempat ini membuat wisatawan bisa merasakan kejayaan Merv pada masa lalu. Pada tahun 1962 terjadi kebakaran pada lapisan batu bara yang terletak di bawah kota Centralia yang berakibat jalanan menjadi berabu dan mengeluarkan uap beracun. Hal itulah yang membuat penduduk lokal Centralia meninggalkan tempat tinggalnya yang tak lagi nyaman dan pergi ke tempat yang baru.
Saat ini Kota Centralia menjadi museum grafiti terbuka dengan beragam coretan coretan cat dari seniman bebas yang menggambar di jalanan kota ini. Selain itu, kamu juga masih dapat menemukan gedung gedung dengan gaya arsitektur tahun 1960 an ala Amerika di tempat ini. Kota mati yang ditinggalkan oleh penduduknya adalah Akarmara yang berada di Abkhazia, letaknya di kaki bukit Pegunungan Kaukasus.
Kota ini sebelumnya adalah kota pertambangan yang ramai, hingga kemudian ditinggalkan karena pecahnya Uni Soviet dan Abkhazia. Di sini kamu masih bisa menemukan mobil mobil tua berkarat dengan jalan jalan dan blok apartemen yang perlahan mulai hancur. Namun kota ini diminati oleh banyak wisatawan karena menampilkan lanskap alam yang indah dikombinasikan dengan kota mati yang berkarat.
Pada tahun 2008 gempa besar mengguncang Beichuan, Tiongkok, kemudian pemerintah Tiongkok memutuskan untuk tidak merenovasi bangunan bangunan yang hancur. Akibatnya sekitar 20 ribu penduduk Beichuan pun meninggalkan kota tersebut dan perlahan kota ini menjadi kota mati dengan bangunan bangunan tak terawat yang masih berdiri. Saat ini Beichuan menjadi seperti museum terbuka sekaligus menjadi saksi bisu gempa besar yang sempat melanda kota tersebut.
Gedung gedung yang hancur, tiang tiang baja yang bertebaran dan jalan yang rusak seakan akan menjadi monumen peringatan untuk mereka yang kehilangan kerabat dalam bencana tersebut. Kayakoy terletak di lereng bukit dekat pantai barat daya Turki. Pada awalnya kota ini dihuni sekitar 6.500 orang Yunani, hingga pada tahun 1920 an terjadi Perang Yunan Turki yang mengakibatkan orang Yunani terusir dari Kayakoy.
Di Kayakoy kamu masih bisa menemukan bangunan bangunan tua yang sebagian besar telah kehilangan atap dan jendelanya karena terkikis oleh waktu. Bangunan seperti rumah rumah batu, toko toko dan gereja gereja Yunani Ortodoks Kayakoy masih terlihat berdiri utuh meskipun pernah diguncang gempa. Sekarang kota ini dilestarikan sebagai monumen bersejarah yang dapat dikunjungi wisatawan mancanegara maupun lokal.
Pripyat sebelumnya adalah kota yang maju dan ditinggali oleh penduduk selama sekitar 16 tahun. Hingga akhirnya ledakan pada reaktor nuklir Chernobyl terjadi yang mengakibatkan radiasi pada tingkat yang sangat tinggi. Oleh karena itu, seluruh penduduk Kota Pripyat dievakuasi ke tempat lain yang lebih aman agar tidak terkena paparan radiasi nuklir.
Sebagian besar kota ini tidak boleh dikunjungi oleh wisatawan bahkan tidak bisa dihuni selama 20 ribu tahun lagi. Namun ada beberapa zona pengecualian yang membuat beberapa area cukup aman untuk dikunjungi oleh wisatawan dalam sehari dengan perlengkapan khusus. Di kota ini terdapat banyak bangunan dengan desain arsitektur gaya Uni Soviet lama yang tak kalah menarik dikunjungi untuk kamu yang punya nyali.