Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengecek kesiapan pembukaan tahap awal Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, Sabtu (31/10/2020). Rencananya pembangunan tahap 1 pelabuhan yang secara fisik akan memiliki bangunan dan kapasitas sebesar Pelabuhan Tanjung Priok ini ditargetkan selesai pada minggu ketiga November 2020. "Ini tinjauan terakhir sebelum nanti kami soft opening, minggu ketiga November tahap pertama harusnya sudah selesai pembangunan pertama dan operasional terbatas," ujar Budi Karya, dalam keterangannya, Sabtu (31/10/2020).
Pelabuhan ini, kata dia, juga akan menjadi salah satu pelabuhan yang mengedepankan penggunaan teknologi dan sistem digital dalam pengoperasiannya. Budi Karya juga mengatakan semua sistem nantinya akan terintegrasi secara digital dan dapat diakses secara real time. Sehingga proses logistik bisa lebih efisien dan tidak terjadi penumpukan. Untuk tahap pertama, obyek fisik yang direncanakan siap beroperasi adalah terminal peti kemas sepanjang 150 meter, lapangan peti kemas seluas 35 Hektare (Ha) dengan kapasitas 250.000 TEUs (Twenty foot Equivalent Unit), dan terminal kendaraan 300 m dengan kapasitas 218.000 CBU.
"Nanti akan menangani terminal kendaraan serta otomotif dan bongkar muat peti kemas," kata Budi Karya. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus Purnomo mengatakan dermaga tahap 1 sudah melakukan uji sandar kapal sejak awal minggu ini dan hasilnya sudah cukup memuaskan. “Sekarang kami sedang melakukan persiapan untuk jalan akses, sehingga nanti di minggu ketiga November, Pelabuhan Patimban tahap 1 sudah siap untuk beroperasi,” kata Agus.
Pengembangan kawasan Patimban juga diharapkan bisa mendorong roda perekonomian baru di daerah Rebana (Cirebon, Subang, Majalengka) yang saat ini sudah ditopang infrastruktur pendukung seperti Bandara Kertajati dan akses jalan tol. Selain itu, Agus mengatakan pelabuhan ini juga akan mengintegrasikan kawasan ekonomi eksisting seperti Bekasi Timur, Karawang, dan Purwakarta. Diketahui, Patimban yang jadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berada di area seluas 369 Ha dan backup area mencapai 356 Ha, dengan biaya investasi total hingga mencapai Rp43,2 triliun.
Untuk tahap satu sudah dilakukan sebesar Rp 14 triliun yang dananya berasal dari APBN dan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). Tahap lanjutan dari pengembangan pelabuhan ini akan dilakukan pada tahun 2023 dengan nilai investasi sebanyak Rp9,5 triliun.